Senin

masta


MASTA KALI INI

Berbicara soal pengkaderan, IMM Bogor baru saja melaksanakan Masa Ta'aruf (MASTA). Kali ini lokasinya di sebuah villa di Gunung Salak. Immawati yang ikut hanya delapan orang. dari IPB dan Tazkia masing-masing tiga orang, sementara dari UIK dua orang. Jumlah ini lumayan memuaskan, karena Immawati dari IPB tidak semua bisa hadir. Sebab, pada hari itu juga ada Stadium General P. Agama Islam yang wajib untuk mahasiswi yang mendapatkan mata kuliah IPB. Selain itu ada juga seminar-seminar di kampus. Sebagian dari Immawati tidak bisa meninggalkan acara yang telah mereka dagendakan tersebut.

Acara ini memang mendadak. Pelaksanaanya tanggal 30 November tetapi informasi baru tersebar dua hari sebelumnya. Memang diperlukan adanya komitmen untuk mengadakan acara IMM di Bogor. Sebab, kalau menunggu semuanya bisa, mustahil. Mencocokkan agenda mahasiswa, khususnya di IPB, cukup sulit. Karena kebanyakan dari mereka pasti punya agenda sendiri-sendiri. Tinggal mana yang dijadikan prioritas. Ya,, inilah sebuah organisasi.. Apalagi ortom muhammadiyah di luar lingkungan muahammadiyah. Perlu adanya komitmen dan kerja keras. Yang penting, belajar Ok, prestasi Yes, Organisasi??? Why not

Akhirnya, munculkan semangat, teguhkan hati dengan motto "Billahi Fii Sabiililhaq, Fastabiqulkhoirot"

seminar dengan muslimah HTI


SEMINAR DENGAN MUSLIMAH HTI

Tanggal 6 Desember 2008 kemarin, Immawati Bogor diundang Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia. Kali ini agendanya adalah seminar dengan tema “Saatnya Intelektual Mencari Solusi krisis Pangan dan Energi.” Seminar ini diikuti oleh muslimah HTI dan beberapa undangan dari instansi-instansi maupun ormas-ormas di Bogor. Tempatnya di Auditorium LIPI Bogor.

Ada empat pembicara yang hadir di sana. Intinya mereka membahas tentang sebab-sebab krisis pangan maupun energi di sana. Dua pembicaranya adalah dosen IPB, yakni dosen TIN dan Ilmu Gizi. Sementara satu lagi adalah seorang doctor muda dari teknik metalurgi ITS. Beliau mengatakan bahwa Indonesia adalah Negara penghasil tambang terbesar kedua di dunia. Namun ternyata semua itu tidak membuat Indonesia mampu menyelesaikan krisis energi, terutama bahan bakar. Ini karena tambang kita telah dikontrak oleh Negara lain guna mencukupi kebutuhan mereka. Akibatnya Negara kita justru yang harus antri BBM.

Soal pangan juga begitu. Negara kita sudah surplus beras 1,3 juta ton tahun ini. Ini artinya Negara kita sudah swasembada beras. Tetapi rupanya Indonesia tetap harus mengimpor gandum dalam jumlah yang sangat besar. Ini karena masyarakat kita sudah sangat tergantung dengan terigu. Mulai dari makan mie, roti, dll. Kita tidak sadar bahwa Negara kita bukan Negara penghasil gandum. Kebiasaan mengonsumsi makanan tersebut harus segera diubah. Demi menyalamatkan nasib bangsa. Berapa dana untuk mempromosikan prodauk-produk tersebut? Seharusnya pemerintah memikirkan bagaimana caranya mencari solusi untuk diversifikasi pangan, bukan untuk mengeluarkan dana dalam rangka meredakan keluhan masa saat menaikkan harga BBM.

Terlebih lagi saat ini kaum intelektual sedang mengupayakan bioenergi. Padahal sbagian bionenergi bahan dasarnya adalah bahan makanan seperti singkong dan tebu. Padahal negeri sedangkekuranagn pangan. Menurut ahli pangan hal ini tentu kurang bijak. Lebih baik saat ini kita lebih konsen ke pangan. Karena panganlah yang mampu meningkatkan kecerdasan bangsa. Kalau bangsa masih kelaparan, bagaimana bias berpikir logis. Selain itu emosi juga jadi tidak stabil. Akhirnya banyak tawuran di negeri ini. Karena perut mereka berteriak memprotes.

Intinya saat ini pemerintah belum mengaplikasikan syariat Islam dalam menentukan kebijakan. Sehingga kebijakan tersebut kesannya hanya merugikan masyarakat. Padahal mayoritas pmerintah beragama Islam.

Mengapa negeri yang sebenarnya kaya energi baik pangan maupun nonpangan ini justru krisis energi???? Mungkinkah selama ini bangsa ini terlalu terlena. Kalau negeri miskin, penduduknya berpikir, bagaimana mencukupi kebutuhan hidup. Namun negeri yang kaya memiokirkan bagaimana mengahabiskan kekayaannya… Dilema bukan…..????

Kamis

urgensi infaq


URGENSI INFAQ

Menurut bahasa, infaq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan harta untuk kepentingan sesuatu. Sedangkan menurut istilah syariat, infaq adalah mengeluarkan sebagian harta yang diperintahkan dalam Islam. Infaq berbeda dengan zakat. Infaq tidak mengenal nisab atau jumlah harta yang ditentukan secara hukum. Infaq tidak harus diberikan kepada mustahik tertentu, melainkan kepada siapapun, misalnya orang tua, kerabat, anak yatim, orang miskin, atau orang-orang yang sedang dalam perjalanan.

Dalil naqli yang mendasari infaq sebagaimana firman Allah dalam Alquran surat Ali Imron (3): 4, “orang-orang yang menafkahkan hartanya baik di waktu lapang maupun sempit”, dan QS Albaqarah (2); 215 yang artinya: “Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan orang-orang yang dalam perjalanan.

Adapun urgensi infaq bagi seorang muslim antara lain:

a) Infaq merupakan bagian keimanan dari seorang muslim.

Ø Ciri-ciri utama orang yang benar keimanannya.

“Yaitu orang-oarang yang mendirikan sholat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada meraka. Itulah orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia.”(QS. Al-Anfal (8): 3-4).

Ø Ciri Utama orang yang bertakwa.

“Yaitu mereka yang beriman kepada yang ghoib, mendirikan solat, dan yang menafkahkan sebagian rezeki yang kami anugerahkan kepada mereka.” (QS. Al-Baqarah (2): 3)

Ø Ciri mukmin yang mengharapkan balasan abadi dari Allah SWT.

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah, mendirikan solat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam atau terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak merugi (QS. Fathir (35); 29).

b) Orang yang enggan berinfaq adalah orang yang menjatuhkan diri dalam kebinasaan.

“Dan belanjakanlah hartamu di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah karena Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik” (QS. Al-Baqarah (2):195)

c) Di dalam ibadah terkandung hikmah dan manfaat besar. Hikmah dan manfaat infaq antara lain:

Ø Sebagai realisasi iman kepada Allah SWT, infaq merupakan upaya syukur atas nikmat Allah SWT.

Ø Merupakan sumber dana bagi pembangunan sarana maupun prasarana yang dibutuhkan umat islam, seperti sarana ibadah, pendidikan, kesehatan, sosial dan ekonomi, serta sarana pengembangan sumber daya manusia muslim.

Ø Menolong, membantu, dan membina dhuafa’ (orang yang lemah secara ekonomi) maupun mustahiq lain ke arah kehidupan yang lebih baik dan sejahtera sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dengan layak, dapat beribadah kepada Allah, terhindar dari kekufuran, serta memberantas sifat iri, dengki, hasad, yang timbul dari fakir miskin melihat orang yang berkecukupan hidupnya tetapi tidak mempedulikan mereka.

Ø Mewujudkan keseimbangan dalam kepemilikan dan distribusi harta, sehingga diharapkan lahirnya masyarakat marhamah di atas prinsip ukhuwah Islamiyah.

Ø Menumbuhkan akhlak mulia dengan memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi, menghilangkan kikir dan rakus, menumbuhkan ketegangan batin dan kehidupan sekaligus mengembangkan harta yang dimiliki.

Ø Menyebarkan tika bisnis yang baik dan benar.

Ø Memecahkan masalah kemiskinan.

Selasa

jangan Anggap Remeh Pertanian


MENGAPA PERTANIAN

Berbicara tentang Indonesia, maka tidak dapat terlepas dengan masalah pertanian. Ini karena negeri tersebut terkenal sebagai negara agraris. Namun pertanian justru dikesampingkan oleh bangsa Indonesia sendiri. Hal ini disebabkan pandangan masyarakat yang salah. Pertanian telah dicap menjadi usaha kalangan pedesaan dengan perekonomian menengah ke bawah.

Pemahaman-pemahaman masyarakat yang salah itu, perlu diluruskan kembali. Sebab pertanian bukan merupakan suatu yang patut disepelekan. Karena pertanian tidak dapat dipisahakan dari kehidupan kita. Dengan pertanian, kita dapat memenuhi kebutuhan hidup kita, baik sandang pangan, maupun papan.

Sesungguhnya pertanian memiliki peran penting dalam pencapaian kesuksesan bangsa dan negara. Pertanian dapat memberakn kontribusi terbesar dalam pembangunan perekonomian maupun kecerdasan bangsa. Kalau Negara kekurangan pangan, tentu akan menyebabkan masyarakatnya kekurangan gizi yang berdampak pada penurunan kualitas kecerdasan masyarakat. Selain itu, masyarakat kita akan menjadi lemah.

Oleh sebab itu marilah kita tingkatkan usaha pertanian Indonesia. Karena dunia marak dengan perindustrian, maka kesuksesan pertanian dapat dicapai dengan melakukan usaha pertanian modern berbasis teknologi. Hilangkan pandangan negatif tentang pertanian yang selama ini hanya dinilai sebagai usaha masyarakat bawah. Sebab dengan adanya teknologi, pertanian dapat meningkatkan perekonomian bangsa.

Pada beberapa tahun terakhir ini, terdengar bahwa minat pelajar terhadap pertanian mulai menurun. Banyak jurusan-jurusan seputar pertanian yang kekurangan mahasiswa. Kalau hal ini terus terjadi, maka Indonesia akan kekurangan tenaga ahli di bidang pertanian.

Adanya sebuah perguruan tinggi pertanian di Indonesia seperti Institut Pertanian Bogor hendaknya digunakan pemerintah dengan sebaik-baiknya sebagai upaya peningkatan minat pelajar terhadap pertnian. Penelitia-penelitian dan pengembangan-pengembangan usha pertanian hendaknya senantiasa ditingkatkan di IPB.

Pada umumnya masyarakat enggan menyekolahkan putra-putrinay di perguruan tinggi berbasis pertanian. Alasan masyarakat tersebut adalah agar anaknya dapat memperoleh kekayaan yang lebih. Namun hendaknya masyarakat mau menengok keunggulan-keunggulan ahli-ahli pertanian. Mereka tidak saja kaya secara pribadi, tetapi mereka juga dapat membuka lapangan kerja bagi masyarakat serta memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, hendaknya masyarakat mengetahui akan peran penting pertania serta ikut serta menyukseskan pertanian tersebut.

Senin

Bersama di Rusunawa


Bersama di Rusunawa

Suasana pagi hari di rumah susun mahasiswa (Rusunawa) terasa khas. Sebelum subuh sudah terdengar suara pintu-pintu kamar yang mulai dibuka. Sekitar pukul tiga pagi, suara gemericik air dan pompa air mulai terdengar. Ini menandakan bahwa banyak penghuni rumah susun yang telah memulai harinya. Adanya suara air di beberapa kamar mandi dari beberapa lantai menandakan cukup banyak yang memulai hari dengan berwudhu dan solat malam.

Tak lama kemudian, saat adzan subuh mulai terdengar, ada beberapa penghuni yang keluar kamar sambil membangunkan penghuni-penghuni lain yang belum bangun untuk menunaikan solat subuh. Mereka umumnya meneriakkan kalimat-kalimat ajakan untuk solat berjamaah di musollah atau bahkan mengetuk pintu kamar-kamar tetangga.

Pagi yang cerah dimulai dengan solat berjamah di musollah dan membaca kitab suci Alquran. Di sinilah tali persaudaraan pun terjalin antar penghuni dan senior residence di asrama. Kami saling mengucapkan salam dan memohon maaf. Demikian cara kami untuk lebih mengenal satu sama lain. Selain itu di sanalah kita dapat melatih diri untuk menjadi pemimpin dalam solat berjamaah. Ini merupakan awal memulai hari beberapa mahasiswi IPB yang tinggal di Rusunawa

Jadwal kuliah kami memang berbeda-beda. Empat orang penghuni setiap kamar belum tentu memiliki jadwal kuliah yang sama. Ada yang memulai kuliah pukul delapan pagi, pukul sepuluh, dll. Ini membuat kita tidak perlu mengantri terlalu lama untuk mandi.

Adanya perbedaan jadwal kuliah dan kesibukan masing-masing orang tidak membuat kebersamaan kami di asrama luntur. Kami sering membeli makan barsama-sama. Sarapan biasanya kami beli di Paguyuban yang terletak di dekat asrama putri (Astri) atau di kantin asrama yang terletak di samping Agrimart. Setelah itu kami makan bersama di dalam kamar atau di ruang bersama sambil menonton TV. Tidak jarang di antara kami saling mencicipi makanan teman sebagai simbol kebersamaan. Memangitulah motto asrama TPB IPB: “together to be better” yang artinya bersama untuk mencapai yang lebih baik.

Ketika berangkat kuliah pun teman seasrama yang kebetulan satu kelas biasanya pergi bersama-sama. Kami pergi menuju kelas yang letaknya jauh dari asrama dengan berjalan kaki atau naik bus kampus yang disediakan IPB. Di perjalanan itulah kami sering berbincang-bincang untuk mengurani rasa lelah bagi pejalan kaki. Pertemanan pun terjalin dengan baik. Selain itu, kami juga sering bertemu teman-teman asrama putrid dari gedung-gedung lain di Astri, seperti A1, A2, atau A3.

Karena kepadatan jadwal kuliah kami, maka kami sering tidak pulang ke asrama pada siang hari. Namun di sore hari sekitar pukul lima sore jadwal kuliah kami berakhir. Saat itulah kami kembali ke Rusunawa untuk berkumpul kembali dengan teman-teman sekamar bahkan selorong. Setiap minggu, setiap lorong yang terdiri dari dua belas kamar mengadakan social gathering (soga) maupun ngaji lorong (ngalong). Saat itulah semua penghuni lorong berkumpul di ruang bersama untuk saling berbagi pengalaman dan nasihat. Acara tersebut dipimpin oleh pemimpin lorong yang biasa dipanggil Bu RT. Selain itu acara ini dibimbing dan dipandu oleh Senior Residence (SR) koordianator lorong masing-masing. Kebersamaan asrama tampak dengan jelas dalam acara ini.

Soal belajar bagi kami tidak terasa terlalu sulit. Ini karena adanya kebersamaan yang terjalin antar penghuni asrama itulah yang mempermudah kami dalam belajar. Apabila kami menemui kesulitan, kami akan mengunjungi teman yang lebih mampu dalam mata kuliah yang menurut kami sulit. Dengan demikian permasalahan kuliah menjadi mudah terselesaikan.

Kebersamaan penghuni Rusunawa juga dapat terlihat saat mencuci pakaian. Seringkali kami mencuci bersama-sama di tempat mencuci bersama-sama. Sambil mencuci, kami sering benrbincang-bincang soal kuliah, berbagi cerita, dll. Setelah mencuci, kami harus menjemur pakaian tersebut di balkon yang terletak di lantai paling atas Rusunawa, yakni lantai keenam. Walaupun perjalanan kami untuk mendaki anak tangga cukup berat, namun seringkali tidak terasa. Apalagi di sana kami mendapat hiburan lain. Setelah m enjemur, biasanya kami berhenti dulu untuk menikamati indahnya pegunungan dan pedesaan di sekitar Bogor yang tampak indah dari atas.

Kebersamaan yang kami rasakan di asrama benar-benar membuat banyak di antara kami mampu menghapus kerinduan pada kampng halaman. Di asrama, kami dapat lebih menikmati kebahagiaan bersama teman-teman seperjuangan. Selain itu, kami dapat meningkatkan prestasi belajar serta meringankan beban-beban kami

 

Copyright © 2008 Green Scrapbook Diary Designed by SimplyWP | Made free by Scrapbooking Software | Bloggerized by Ipiet Notez