Sabtu

RESENSI METAMORFOSIS SANG NABI



Judul Buku : Metamorfosis Sang Nabi dari Buta Huruf Menjadi Ilmuwan Jenius
Penulis : Agus Mustofa
Penerbit : Padang Makhsyar (PADMA) Press
Tahun Tebit : 2008
Tebal Buku : 256 halaman

Beberapa kisah menceritakan bahwa nabi Muhammad saw adalah sosok nabi yang ummi alias buta huruf atau tidak bisa membaca. Namun kali ini seorang ilmuwan muslim, Agus Mustofa, berdasarkan diskusi tasawuf modern mengungkapkan bahwa Nabi kita rupanya adalah ilmuwan yang jenius. Buku ini adalah buku ke-18 beliau diantara buku-buku beliau.

Buku ini disajikan dalam lima bab pembahasan, antara lain: Benarkah Muhammad Buta Huruf, Kenapa Mesti Buta Huruf, Mengaji Kepada Jibril, Memperoleh Hikmah Alquran, dan Sang Buta Huruf Jadi Ilmuwan Jenius. Selama ini masyarakat Islam pada umumnya mengatakan bahwa Nabinya buta huruf. Tetapi apakah mungkin Nabi buta huruf malah memerintahkan umatnya membaca dan menulis?? Sementara dirinya sendiri tidak bisa. Apakah mungkin orang yang buta huruf bisa mengatur pemerintahan dengan baik?? Padahal jelas-jelas beliau juga seorang pemimpin yang hebat.

Ternyata, jika ditelusuri sejarahnya dengan landasan Alquran dan alhadits, Muhammad saw adalah sosok Nabi yang jenius. Meskipun saat wahyu pertama diturunkan, beliau masih belum bisa membaca (ummi). Namun ketika itu Allah memerintah beliau untuk membaca (iqro’). Akhirnya dengan bantuan Jibril beliau pun bisa membaca. Kemudian Allah menurunkan wahyu kepada beliau secara berangsur-angsur yang berisikan ilmu-ilmu yang modern layaknya yang dipahami masyarakat modern masa kini. Bahkan dalam sebuah hadits ‘Aisyah r.a mengatakan bahwa akhlaq Rosul adalah Alquran. Semua yang dijelaskan di dalam Alquran sudah dilaksanakan Rosul. Berbagai ilmu modern seperti pemerintahan, administrasi, hukum, sosial, kedokteran, dan ilmu-ilmu yang lain tentunya sudah dipahami dan dilaksanakan Rosul. Sebagaimana berbagai hadits dan sejarah yang mengisahkan kehidupan beliau. Hal itu hanya dapat dilaksanakan oleh orang yang bisa membaca dan menulis serta jenius. Gambaran-gambaran lengkap tentang kejeniusan Rosulullah disertai keindahan akhlaknya dijelaskan dalam buku ini.

Seperti buku-buku sebelum dan sesudahnya, penulis selalu merangkai kata dengan bahasa jurnalis yang sederhana. Seringkali bahasanya terksan tidak baku. Namun hal itu ternyata dapat memudahkan pembaca menerima informasi dari buku ini. Bahasanya mengalir indah tanpa menggunakan istilah yang susah untuk dipahami. Pemikiran yang dituangkan memang terkesan berat jika hanya berhenti membaca judulnya saja. Akan tetapi jika diteruskan membaca isinya, buku ini tidak tergolong buku yang berat untuk dipahami. Meskipun judulnya tampak kontroversi dengan pemahaman masyarakat umum, buku ini insya Allah tidak akan menyesatkan aqidah dan keimanan kita. Sebab perlu disadari, sebagai seorang muslim wajib bagi kita mengetahui sesuatu dari sumbernya (Alquran) tanpa terdoktrin kata-kata nenek moyang ataupun masyarakat umum.

Semoga dengan membacanya, kita akan semakin mengenal sosok manusia jenius kekasih Allah, Muhammad Rosulullah.. Tak kenal maka tak sayang. Tak sayang?? Mana mungkin bisa mencontohnya... Wallahu a’lam..




Jumat

EVOLUSI SATELIT METEOROLOGI



Observasi meteorologi sebelum ditemukannya satelit dilakukan dengan menggunakan layang-layang serta balon. Layang-layang yang cukup terkenal adalah layang-layang Benjamin Franklin. Sampai akhirnya penggunaan layang-layang dalam pengukuran cuaca digantikan oleh pesawat.

Perkembangan pesawat terbang selama Perang Dunia I merangsang cara baru observasi udara di atmosfir. Tahun 1925, Bureau memulai eksperimen program observasi harian dari sensor yang dipasang pada sayap pesawat terbang.

Kemudian pada tahun 1929, Robbert Goddard meluncurkan satelit pada sebuah roket yang menyertakan barometer, termometer, dan kamera. Kemajuan teknologi satelit selama Perang Dunia II mengawali fotografi di puncak atmosfir. Pada saat itulah dimungkinkan sebagai awal mula penggunaan satelit dalam observasi meteorologi. (www.ssec.wisc.edu)

Menurut www.ssec.wisc.edu, Sputnik I adalah satelit meteorologi pertama yang diluncurkan oleh Uni Soviet pada 4 Oktober 1957. Sputnik I menyajikan pemandangan angkasa pertama pada permukaan dan atmosfir planet kita. Satelit ini memiliki berat hanya 183 pon , sebesar bola basket dengan lama orbit hanya 98 menit. Sputnik 1 membantu mengidentifikasi kepadatan lapisan atas atmosfer dengan jalan mengukur perubahan orbitnya dan memberikan data dari distribusi signal radio pada lapisan ionosphere. Karena badan satelit ini diisi dengan nitrogen bertekanan tinggi. Selain itu, satelit ini memberi kesempatan pertama dalam pendeteksian meteorit, karena hilangnya tekanan dalam disebabkan oleh penetrasi meteroid bisa dilihat melalui data suhu yang dikirimkannya ke bumi. (www.lapanrb.org)

Munculnya satelit tersebut kemudian memunculkan persaingan antara Rusia dengan Amerika. Akibatnya, Amerika pun mempercepat programnya yakni peluncuran satelit TIROS-1 (Television Infrared Observational Satelite). Satelit ini diluncurkan oleh pada 1 April 1960. Satelit ini hanya beroperasi selama 78 hari (earthobservatory.nasa.gov). Tahun 1965, TIROS ditambahkan lagi hingga total jumlahnya sepuluh buah.

Percobaan-percobaan TIROS mengantarkan meluncurkannya staelit ESSA-1 sampai ESSA-9 pada tahun 1996-1969 oleh perusahaan induk Environmental Science Services Administration. Bersamaan dengan itu, NASA NASA meluncurkan satelit NIMBUS, tepatnya pada 28 Aguatus 1964. Menurut Hass dan Saphiro (1982) dalam www.ssec.wisc.edu overview NIMBUS dapat digunakan dalam berbagai bidang, antara lain: meteorologi, oseanografi, hidrologi, geologi, geomorfologi, geografi, kartografi, dan pertanian. NIMBUS merupakan satelit cuaca pertama dengan tiga poros stabil. NIMBUS juga merupakan satelit matahari sinkhron pertama. Ini artinya satelit ini yang pertama mampu mengidentifikasi awan badai tropis. Enam NIMBUS lainnya diluncurkan dan dikembangkan hingga 1978.

Pada 16 September 1966, satelit DMSP (Defense Meteorological Satellite Program) diluncurkan. Satelit tersebut merupakan satelit berkualitas tinggi. Sementara itu, pada 7 December, 1966 muncul pula Applications Technology Satellite (ATS 1). Satelit tersebut mengorbit secara geostasioner yang menghasilkan gambar beresolusi temporal tinggi.

Keberhasilan NASA dalam program satelit ATS mendorongnya kembali mengembangkan satelit geostasioner lainnya yang. Sehingga pada Mei 1974 dan Februari 1975 diluncurkan kembali Synchronous Meteorological Satellite (SMS-1 dan SMS-2). SMS mengorbit di atas ekuator pada 75 BB dan 135 BB.Selanjutnya pada 16 Oktober 1975 diluncurkan pula GOES-1 (Geostationary Operational Environmental Satellite). Satelit ini juga terus dikembangkan dengan meningkatkan kualitasnya hingga GOES-8. Satelit tersebut selain menghasilkan gambar berkualitas tinggi juga mampu merekan suara.

Kemudian satelit pertama yang didedikasikan untuk reset iklim adalah Earth Radiation Budget Satellite (ERBS). Sateli tersebut diluncurkan pada 5 October 1984 dari Space Shuttle Challenger.

Pustaka:
http://apollo.lsc.vsc.edu/classes/remote/lecture_notes/satellite/history/dmsp.html
earthobservatory.nasa.gov
www.lapanrb.org
www.ssec.wisc.edu

Kamis

TEMU JIMMPTN


Bogor,,JIMMPTN merupakan singkatan dari Jaringan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Perguruan Tinggi Negeri. Nama tersebut sudah menggambarkan bahwa yang ada di dalamnya adalah komisariat-komisariat IMM yang ada di Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia. Forum ini dibentuk salah satunya dikarenakan adanya kesamaan nasib komisariat-komisariat IMM di PTN. Maka forum ini diharapkan mampu memberikan solusi dari permasalahan -permasalahan yang muncul di komisariat PTN. Namun perlu digaris bawahi bahwa forum ini tidak dimaksudjan untuk membuat tandingan IMM PT Muhammadiyah.

Menurut beberapa sumber sejarah mengatakan bahwa awal mula forum ini ada sejak muktamar di Ambon, dimana komisariat-komisariat IMM dari PTN atau kader-kader IMM dari PTN bertemu dan berdiskusi. Dari situlah muncul perasaan senasib sepenanggungan di antara IMM - IMM PTN. Selanjutnya muktamar IMM di Lampung pertemuan yang diisi diskusi dan sharing terlaksana lagi hingga memutuskan adanya jaringan yang merangkul IMM-IMM di PTN. Demikian juga pada muktamar Lembang.

Pertemuan regional IMM PTN se-Jawa juga telah dilaksanakan di Malang pada tanggal 29-31 Januari 2010 bersama PTAIN dan PTS non sehingga bernama IMM non PTM. Sebelumnya pertemuan juga sudah dilaksanakan di Yogya. Pertemuan perumus JIMMPTN dilaksanakan kembali di Bogor pada tanggal 14-15 Februari 2011 untuk membicarakan pertemuan JIMMPTN nasional selanjutnya yang juga insya Allah akan dilaksanakan di Bogor. Pertemuan ini dihadiri oleh PK IMM Univ. Brawijaya, UGM, UNEJ, UNAIR,UNY, UPI, dan tentu saja IPB sebagai tuan rumah. Pertemuan ini dilaksanakan di Panti Asuhan Syaimah Baranangsiang Bogor.

Alhasil, pertemuan ini memutuskan untuk tetap akan mengadakan pertemuan nasional IMM PTN se-Indonesia di Bogor. Oleh sebab iru, IPB mau ditetapkan sebagai koordinator pusat. Sedangkan koordinator wilayah berdasarkan pembagian tiga wilayah besar disesuaikan dengan wilayah SNMPTN/SPMB antara lain:
- UNAIR: wilayah timur (Jatim, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, INA timur)
- UGM : wilayah Tengah ( DIY, Jateng, Kalimantan)
- IPB : wilayah barat (Jabar, Sumatera)

Sementara itu, acara Munas JIMMPTN Bogor ini, rencananya akan dilaksanakan pada bulan Mei (akhir)atau awal bulan Juni 2011. Harapannya pertemuan ini akan menjadi pertemuan besar yang dihadiri oleh seluruh komisariat IMM PTN se-Indonesia (40 komisariat yang terdata) serta membuahkan hasil yang besar dan tentunya bermanfaat demi keberlanjutan, kemajuan, serta kejayaan IMM umumnya, IMM PTN khususnya.
 

Copyright © 2008 Green Scrapbook Diary Designed by SimplyWP | Made free by Scrapbooking Software | Bloggerized by Ipiet Notez