Senin

Momen Ibadah : Gerhana di Tahun 2010


Pada awal tahun 2010 wilayah Indonesia dan sekitarnya disambut dengan sebuah tanda-tanda kebesaran Allah. Hari itu bertepatan dengan tanggal 1 Januari 2010, tahun baru masehi. Tepat setelah kurang lebih satu jam penduduk Indonesia merayakan tahun baru masehi, Allah menunjukkan keagungan-Nya dengan adanya gerhana matahari, lima belas hari setelah tahun baru hijriyah.

Menurut perhitungan ilmu falaq, pada tahun 2010, akan terjadi empat kali gerhana di bumi. Gerhana tersebut masing-masing: dua kali gerhana matahari dan dua kali gerhana bulan. Dua kali gerhana matahari dimaksud adalah, pertama, gerhana pada hari Jumat tanggal 15 Januari 2010 dan Jumat, 11 Juni 2010. Sedangkan dua gerhana bulan adalah gerhana bulan pada hari Sabtu, 26 Juni 2010 dan Selasa, 21 Desember 2010.

Dari data tersebut, satu gerhana telah terjadi beberapa hari yang lalu, tepatnya: Jumat, 15 Januari pukul 15.00-15.37 WIB. Gerhana tersebut merupakan gerhana anular (gerhana cincin). Namun kita di kawasan barat Indonesia pada saat itu hanya mengalami gerhana parsial (sebagian), yang berarti di kawasan itu piringan matahari hanya akan tertutup sebagian saja oleh piringan bulan, sedang sebagian lagi tetap bersinar ke kawasan itu. Oleh karena itu gerhana parsial tidak begitu dirasakan adanya. Bahkan karena kita berada dipinggir bayangan penumbra, maka tidak akan dirasakan sama sekali kalau dilihat dengan mata biasa.

Peristiwa gerhana merupakan salah satu peristiwa yang menjadi perhatian khusus bagi umat Islam. Sebab dalam peristiwa ini Rasulullah memberikan contoh melaksanakan ibadah-ibadah sunnah untuk mengagungkan Allah. Ibadah tersebut antara lain shalat gerhana (sholat kusufain), memperbanyak membaca istighfar, sedekah dan segala amalan yang baik.

Adapun dasar syar’i pelaksanaan ibadah ini antara lain:

عن أبي مَسْعُودٍ قال قال النبي صلى الله عليه وسلم إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ من الناس وَلَكِنَّهُمَا آيَتَانِ من آيَاتِ اللَّهِ فإذا رَأَيْتُمُوهُمَا فَقُومُوا فَصَلُّوا [رواه البخاري ومسلم]
Artinya: Dari Abu Mas’ud r.a., ia berkata: Nabi saw telah bersabda: Sesungguhnya matahari dan Bulan tidak gerhana karena kematian seseorang, akan tetapi keduanya adalah dua tanda kebesaran Allah. Maka apabila kamu melihat gerhana keduanya, maka berdirilah dan kerjakan salat [HR al-Bukhari dan Muslim].
عن عَائِشَةَ أَنَّ الشَّمْسَ خَسَفَتْ على عَهْدِ رسول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَبَعَثَ مُنَادِيًا الصَّلاَةَ جَامِعَةً فَتَقَدَّمَ فَصَلَّى أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ في رَكْعَتَيْنِ وَأَرْبَعِ سَجَدَاتٍ [رواه البخاري واللفظ له ، ومسلم ، وأحمد] .
Artinya: Dari Aisyah (diriwayatkan) bahwa pernah terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah saw, maka ia lalu menyuruh orang menyerukan “ash-shalatu jami‘ah”. Kemudian beliau maju, lalu mengerjakan salat empat kali rukuk dalam dua rakaat dan empat kali sujud [HR al-Bukhari, Muslim dan Ahmad].
Melaksanakan sunnah Rasulullah merupakan suatu kebutuhan bagi seorang mukmin demi mendapat keridhaan dan cinta yang lebih dari Allah SWT. Oleh sebab itu, hendaknya menjadi pendorong kita sebagai orang yang beriman untuk menjalankannya sebagai cara untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Oleh karena itu, momen-momen penting yang bisa dimanfaatkan hendaknya tidak disia-siakan. Salah satunya adalah pada saat gerhana. Di tahun ini, insya Allah di beberapa wilayah di Indonesia akan menemuinya sebanyak tiga kali lagi. Maka sekali lagi, relakah kita melewatkan momen spesial untuk menjalankan sunnah Rosul sebagai sebagai media untuk mendekatkan diri kepada Allah. Bukankah itu menjadi tujuan utama kehidupan kita.
Mulai saat ini, alangkah baiknya jika teman-teman pembaca menandai kalender masing-masing sebagai pengingat akan adanya gerhana matahari maupun bulan pada tanggal-tanggal yang disebutkan di atas, agar momen itu tidak akan terlewat. Selain itu, untuk memastikan jamnya maupun kepastian daerah tempat tinggal teman-teman terkena imbasnya atau tidak, teman-teman bisa mencari info lebih lengkap di internet. Biasanya, info-info tersebut akan mulai marak menjelang terjadinya gerhana. Dan perlu diingat, banyak sekali muslim yang melewatkan momen itu dengan alasan ketinggalan info.

Rabu

Salinitas Air Laut


Talking Abaut Salinity
Salinity ( salinus = garam) menunjukkan jumlah total material padat yang terlarut dalam air, seperti lain gas – gas terlarut, karena gas – gas tersebut dapat menjadi padat pada temperatur tang cukup rendah. Yang dimaksud salinitas tidak termasuk partikel –partikel suspensi atau material padat yang berhubungan langsung dengan air sebab material – material tersebut tidak larut dalam air.[i] Air laut memiliki salinitas sekitar 3,5 %, yakni sekitar 220 kali salinitas air tawar. Salinitas seringkali di ekspresikan dengan satuan part per milion (‰) sehingga angka salinitas air laut menjadi 35 ‰. Artinya, dalam 1000 gram air laut mengandung 35 gram garam.
Garam-garaman utama yang terdapat dalam air laut adalah klorida (55%), natrium (31%), sulfat (8%), magnesium (4%), kalsium (1%), potasium (1%) dan sisanya (kurang dari 1%) teridiri dari bikarbonat, bromida, asam borak, strontium dan florida. Tiga sumber utama garam-garaman di laut adalah pelapukan batuan di darat, gas-gas vulkanik dan sirkulasi lubang-lubang hidrotermal (hydrothermal vents) di laut dalam.[ii]
Salinitas merupakan jumlah dari seluruh garam-garaman dalam gram pada setiap kilogram air laut. Secara praktis, adalah susah untuk mengukur salinitas di laut, oleh karena itu penentuan harga salinitas dilakukan dengan meninjau komponen yang terpenting saja yaitu klorida (Cl). Kandungan klorida ditetapkan pada tahun 1902 sebagai jumlah dalam gram ion klorida pada satu kilogram air laut jika semua halogen digantikan oleh klorida. Penetapan ini mencerminkan proses kimiawi titrasi untuk menentukan kandungan klorida[iii].
Selanjutnya hubungan antara salinitas dan klorida ditentukan melalui suatu rangkaian pengukuran dasar laboratorium berdasarkan pada sampel air laut di seluruh dunia dan dinyatakan sebagai:
S (o/oo) = 0.03 +1.805 Cl (o/oo) (1902)
Lambang o/oo (dibaca per mil) adalah bagian per seribu. Kandungan garam 3,5% sebanding dengan 35o/oo atau 35 gram garam di dalam satu kilogram air laut.
Persamaan tahun 1902 di atas akan memberikan harga salinitas sebesar 0,03o/oo jika klorinitas sama dengan nol dan hal ini sangat menarik perhatian dan menunjukkan adanya masalah dalam sampel air yang digunakan untuk pengukuran laboratorium. Oleh karena itu, pada tahun 1969 UNESCO memutuskan untuk mengulang kembali penentuan dasar hubungan antara klorinitas dan salinitas dan memperkenalkan definisi baru yang dikenal sebagai salinitas absolut dengan rumus:
S (o/oo) = 1.80655 Cl (o/oo) (1969)
Namun demikian, dari hasil pengulangan definisi ini ternyata didapatkan hasil yang sama dengan definisi sebelumnya.
Definisi salinitas ditinjau kembali ketika teknik untuk menentukan salinitas dari pengukuran konduktivitas, temperatur dan tekanan dikembangkan. Sejak tahun 1978, didefinisikan suatu satuan baru yaitu Practical Salinity Scale (Skala Salinitas Praktis) dengan simbol S, sebagai rasio dari konduktivitas.
"Salinitas praktis dari suatu sampel air laut ditetapkan sebagai rasio dari konduktivitas listrik (K) sampel air laut pada temperatur 15oC dan tekanan satu standar atmosfer terhadap larutan kalium klorida (KCl), dimana bagian massa KCl adalah 0,0324356 pada temperatur dan tekanan yang sama. Rumus dari definisi ini adalah:
S = 0.0080 - 0.1692 K1/2 + 25.3853 K + 14.0941 K3/2 - 7.0261 K2 + 2.7081 K5/2
Dari penggunaan definisi baru ini, dimana salinitas dinyatakan sebagai rasio, maka satuan o/oo tidak lagi berlaku, nilai 35o/oo berkaitan dengan nilai 35 dalam satuan praktis. Beberapa oseanografer menggunakan satuan "psu" dalam menuliskan harga salinitas, yang merupakan singkatan dari "practical salinity unit". Karena salinitas praktis adalah rasio, maka sebenarnya ia tidak memiliki satuan, jadi penggunaan satuan "psu" sebenarnya tidak mengandung makna apapun dan tidak diperlukan. Pada kebanyakan peralatan yang ada saat ini, pengukuran harga salinitas dilakukan berdasarkan pada hasil pengukuran konduktivitas.
Salinitas di daerah subpolar (yaitu daerah di atas daerah subtropis hingga mendekati kutub) rendah di permukaan dan bertambah secara tetap (monotonik) terhadap kedalaman. Di daerah subtropis (atau semi tropis, yaitu daerah antara 23,5o - 40oLU atau 23,5o - 40oLS), salinitas di permukaan lebih besar daripada di kedalaman akibat besarnya evaporasi (penguapan). Di kedalaman sekitar 500 sampai 1000 meter harga salinitasnya rendah dan kembali bertambah secara monotonik terhadap kedalaman. Sementara itu, di daerah tropis salinitas di permukaan lebih rendah daripada di kedalaman akibatnya tingginya presipitasi (curah hujan).[iv]


[i] Thurman, Harold V. and Trujillo, Alan P. 2004. Introductory Oceanography Tenth Edition.New Jersey: Pearson Prentice Hall.
[ii] Anonim. Salinitas Air Laut. (terhubung berkala). http://bank-je.com/general/salinitas-air-laut/ (9 Desember 2009)
[iii] Suardi, Yogi. 2008. Salinitas Air Laut. (terhubung berkala). http://ilmukelautan.com/oseanografi/oseanografi-kimia/412-salinitas-air-laut.html(9 Desember 2009)
[iv] Suardi, Yogi. 2008. Salinitas Air Laut. (terhubung berkala). http://ilmukelautan.com/oseanografi/oseanografi-kimia/412-salinitas-air-laut.html(9 Desember 2009)

Bogor Weather Forecast, Indonesia


Jumat


Profil dua dimensi Pantai Barat Sumatera

Pada peta dua dimensi Pantai Barat Sumatera Nyamuk-Katang-Katang, terlihat bahwa semakin gelap warna menunjukkan semakin dalam suatu wilayah. Daerah pantai dngan ketinggian 0 m dpl berwarna lebih cerah. Sementara itu, semakin jauh dari daratan umumnya menunjukkan warna lebih gelap.
Akan tetapi pada daerah tertentu, di darat terdapat bagian yang warnanya lebih gelap. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat daerah dengan ketinngian yang lebih rendah dari 0m dpl, serta ada pula yang lebih cerah, yakni memiliki ketinggian lebih dari 0 m dpl. Begitu juga sebaliknya, ada daerah di laut yang memiliki warna yang lebih cerah. Hal ini menunjukkan adanya daratan dengan ketinggian 0-10 m dpl. Daerah yang sangat gelap menunjukkan kedalaman mencapai 230 meter dengan garis sempit menunjukkan adanya palung.
Garis kontur yang ada merupakan garis yang menghubungkan daerah-daerah dengan ketinggian atau kedalaman yang sama. Semakin dekat jarak garis kontur satu dengan yang lain menunjukkan besarnya gradien ketnggian. Artinya daerah tersebut memiliki. Sebaliknya semakin jauh jarak garis kontur satu dan yang lain menunjukkan daerah tersebut tidak terlalu curam.
Daerah pantai terlihat tidak memiliki perbedaan kedalaman yang besar dengan daerah daratan. Hal ini disebabkan karena adanya pertikel-partikel dari darat dibawa oleh arus sungai ke laut. Maka terjadi endapan di daerah pantai.
Peta dua dimensi ini memberukan informasi kepada kita tentang perbedaan ketinggian suatu daratan maupun lautan dari atas. Dari peta tersebut kita akan mudah membedakan mana daerah yang dangkal dan mana daerah yang dalam tanpa mengetahui morfologi yang sesungguhnya.

Profil Peta Tiga Dimensi Pantai barat Sumatera


Pada peta tiga yang dibuat dengan surfer 8.0 ini, peta lebih terlihat jelas. Perbedaan ketinggian dibedakan oleh perbedaan warna yang jelas dan membentuk pola 3 dimensi dengan koordinat XYZ. Dengan demikian peta ini lebih memiliki kejelasan morfologi daratan dan lautan.
Dalam skala warna ditunjukkan angka-angka yang menunjukkan kedalaman tertentu. Dari situ trlihat bahwa darat memiliki warna hijau sampai kuning sedangkan laut berwarna putih, biru, ungu, hingga hitam.
Dalam membentuk peta tiga dimensi ini, surfer 8.0 melakukan plotting data tabular XYZ tak beraturan menjadi lembar titik-titik segi empat (grid) yang beraturan. Grid adalah serangkaian garis vertikal dan horisontal yang dalam surfer berbentuk segi empat dan digunakan sebagai dasar pembentuk kontur dan surface tiga dimensi.

Bogor Weather Forecast, Indonesia




TUTORIAL PENGGUNAAN SOFTWARE SURFER 8.0 UNTUK PEMBUATAN PETA KONTUR (DUA DIMENSI)DAN TIGA DIMENSI
1. Buka software surfer 8.0
2. File-Import
Import
3. Pilih peta dalam bentuk bitmap(bmp.)

Sehingga muncul peta pada plot 1
4. Buka worksheet baru dengan memilih icon workseet lalu muncul kotak dialog dan pilih worksheet
Klik icon worksheet, pilih woksheet
5. Muncul worsheet
6. Input data koordinat peta
garis lintang
dalam derajat


Tulis angka 0 atau 1
Jumlah bujur yang dicantumkan (5)
Bujur dalam derajat
Lalu data disimpan dengan nama koordinat 7 dalam bentuk bln.
7. Kembali ke plot 1 (menu window- plot 1).
Pilih menu map – base map, pilih koordinat 7- Open
Muncul kotak dialog berikut lalu pilih OK

8. Muncul peta dengan koordinat ujung-ujungnya dan usahakan peta tepat pada garis ordinatnya
Garis peta tepat pada garis koordinat
9. Melakukan digitize sepanjang daratan lalu menyimpannya dalam bentuk BLN
Klik kanan pilih digitize
a.
Digitize garis tepi daratLakukan digitize sepanjang garis pantai lalu simpan dalam bentuk bln.
b. Digitize laut dengan mendigit titik-titik yang tertuliskan kedalamannya. Pada lembar digit sertakan angka kedalamannya dengan tanda minus. Lalu save digit laut dalam bentuk bln.
digitize
10. Buka worksheet digit darat dan laut, lalu gabung digit darat dan digit laut dalam satu worksheet. Untuk digit darat, sel c diisi angka nol yang berarti ketinggiannya 0 m dpl. Kemudian digit darat dan laut disimpan dengan nama lautdandarat.bln.
laut
Darat (tinggi=0)

Lautdandarat.bln
11. Membuat peta dua dimensi dengan garis kontur menurut kedalaman
a. Pilih menu Map-Countur map-New Countur Map
b. Muncul kotak dialog Open Grid, pilih grid lautdandarat.bln-Open

c. Muncul Peta dengan garis kountur berikut ini
Double klik ruang diantara dua kontur lalu kita bisa mengubah interval kontur, batas minimum dan maksimum, dll.
d. Memberi nama peta (klik kanan properties, ketik nama peta dalam text box, mengaturnya kemudian pilih OK).
12. Membuat peta tiga dimensi.
a. Kembali ke plot 1, lalu pilih menu Map-Surface
surface
b. muncul kotak dialog Open grid pilih daratdanlaut.bln- Open
c. Muncul gambar peta 3Dimensi seperti berikut



d. Menampilkan Legenda arah mata angin. Klik simbol letakkan kursor pada bagian yang akn ditempati arah mata angin. Muncul kotak dialog Symbol Propertise, lalu memilih simbol serta warna mata angin.
symbol
e. Mengedit bentuk dan warna peta 3 Dimensi dengan cara klik kanan, pilih propertise.
f. . Muncul kotak dialog properties. Lakukan pengaturan warna dengan memilih colour spektrum sesuai kebutuhan. Centang Show Colour scale, show overlays, show base.
g. Muncul peta tiga dimensi berikut
h. Hasil akhir peta tiga dimensi
Arah mata angin
Judul peta
base

Colour scale









Bogor Weather Forecast, Indonesia


Minggu

pasti gemilang 46



SELAMAT DATANG PUTRA-PUTRI TERBAIK BANGSA
begitulah kalimat yang sempat membuatku terpana setahun yang lalu
saat aku baru menginjakkan kaki di bumi pertanian IPB.
Kini ucapan itu pun layak disampaikan pada calon-calon pemimpin bangsa kita. yakni adik-adik angkatan 46.

jangan sia-siakan kesempatan emas ini....
tak semua bisa merasakan keberhasilan yang engkau dapatkan..
tapi, ini bukan akhir perjuangan..
justru adalah awal yang harus diperjuangkan.
Allah lebih tahu apa yang selayaknya kita dapatkan, walaupun kita merasa banyak yang telah dan akan kita korbankan
Prestasi gemilang jangan pernah lepas dari bagian impian kita
Yakinlah...PASTI GEMILANG

Kami menunggu kalian...ADIK-ADIK 46
Mari sama-sama belajar, berjuang dan beramal

 

Copyright © 2008 Green Scrapbook Diary Designed by SimplyWP | Made free by Scrapbooking Software | Bloggerized by Ipiet Notez