Senin

Bersama di Rusunawa


Bersama di Rusunawa

Suasana pagi hari di rumah susun mahasiswa (Rusunawa) terasa khas. Sebelum subuh sudah terdengar suara pintu-pintu kamar yang mulai dibuka. Sekitar pukul tiga pagi, suara gemericik air dan pompa air mulai terdengar. Ini menandakan bahwa banyak penghuni rumah susun yang telah memulai harinya. Adanya suara air di beberapa kamar mandi dari beberapa lantai menandakan cukup banyak yang memulai hari dengan berwudhu dan solat malam.

Tak lama kemudian, saat adzan subuh mulai terdengar, ada beberapa penghuni yang keluar kamar sambil membangunkan penghuni-penghuni lain yang belum bangun untuk menunaikan solat subuh. Mereka umumnya meneriakkan kalimat-kalimat ajakan untuk solat berjamaah di musollah atau bahkan mengetuk pintu kamar-kamar tetangga.

Pagi yang cerah dimulai dengan solat berjamah di musollah dan membaca kitab suci Alquran. Di sinilah tali persaudaraan pun terjalin antar penghuni dan senior residence di asrama. Kami saling mengucapkan salam dan memohon maaf. Demikian cara kami untuk lebih mengenal satu sama lain. Selain itu di sanalah kita dapat melatih diri untuk menjadi pemimpin dalam solat berjamaah. Ini merupakan awal memulai hari beberapa mahasiswi IPB yang tinggal di Rusunawa

Jadwal kuliah kami memang berbeda-beda. Empat orang penghuni setiap kamar belum tentu memiliki jadwal kuliah yang sama. Ada yang memulai kuliah pukul delapan pagi, pukul sepuluh, dll. Ini membuat kita tidak perlu mengantri terlalu lama untuk mandi.

Adanya perbedaan jadwal kuliah dan kesibukan masing-masing orang tidak membuat kebersamaan kami di asrama luntur. Kami sering membeli makan barsama-sama. Sarapan biasanya kami beli di Paguyuban yang terletak di dekat asrama putri (Astri) atau di kantin asrama yang terletak di samping Agrimart. Setelah itu kami makan bersama di dalam kamar atau di ruang bersama sambil menonton TV. Tidak jarang di antara kami saling mencicipi makanan teman sebagai simbol kebersamaan. Memangitulah motto asrama TPB IPB: “together to be better” yang artinya bersama untuk mencapai yang lebih baik.

Ketika berangkat kuliah pun teman seasrama yang kebetulan satu kelas biasanya pergi bersama-sama. Kami pergi menuju kelas yang letaknya jauh dari asrama dengan berjalan kaki atau naik bus kampus yang disediakan IPB. Di perjalanan itulah kami sering berbincang-bincang untuk mengurani rasa lelah bagi pejalan kaki. Pertemanan pun terjalin dengan baik. Selain itu, kami juga sering bertemu teman-teman asrama putrid dari gedung-gedung lain di Astri, seperti A1, A2, atau A3.

Karena kepadatan jadwal kuliah kami, maka kami sering tidak pulang ke asrama pada siang hari. Namun di sore hari sekitar pukul lima sore jadwal kuliah kami berakhir. Saat itulah kami kembali ke Rusunawa untuk berkumpul kembali dengan teman-teman sekamar bahkan selorong. Setiap minggu, setiap lorong yang terdiri dari dua belas kamar mengadakan social gathering (soga) maupun ngaji lorong (ngalong). Saat itulah semua penghuni lorong berkumpul di ruang bersama untuk saling berbagi pengalaman dan nasihat. Acara tersebut dipimpin oleh pemimpin lorong yang biasa dipanggil Bu RT. Selain itu acara ini dibimbing dan dipandu oleh Senior Residence (SR) koordianator lorong masing-masing. Kebersamaan asrama tampak dengan jelas dalam acara ini.

Soal belajar bagi kami tidak terasa terlalu sulit. Ini karena adanya kebersamaan yang terjalin antar penghuni asrama itulah yang mempermudah kami dalam belajar. Apabila kami menemui kesulitan, kami akan mengunjungi teman yang lebih mampu dalam mata kuliah yang menurut kami sulit. Dengan demikian permasalahan kuliah menjadi mudah terselesaikan.

Kebersamaan penghuni Rusunawa juga dapat terlihat saat mencuci pakaian. Seringkali kami mencuci bersama-sama di tempat mencuci bersama-sama. Sambil mencuci, kami sering benrbincang-bincang soal kuliah, berbagi cerita, dll. Setelah mencuci, kami harus menjemur pakaian tersebut di balkon yang terletak di lantai paling atas Rusunawa, yakni lantai keenam. Walaupun perjalanan kami untuk mendaki anak tangga cukup berat, namun seringkali tidak terasa. Apalagi di sana kami mendapat hiburan lain. Setelah m enjemur, biasanya kami berhenti dulu untuk menikamati indahnya pegunungan dan pedesaan di sekitar Bogor yang tampak indah dari atas.

Kebersamaan yang kami rasakan di asrama benar-benar membuat banyak di antara kami mampu menghapus kerinduan pada kampng halaman. Di asrama, kami dapat lebih menikmati kebahagiaan bersama teman-teman seperjuangan. Selain itu, kami dapat meningkatkan prestasi belajar serta meringankan beban-beban kami

0 komentar:

 

Copyright © 2008 Green Scrapbook Diary Designed by SimplyWP | Made free by Scrapbooking Software | Bloggerized by Ipiet Notez